RINGWORM

By Admin Web 15 Okt 2018, 14:50:07 WIB Artikel
RINGWORM

RINGWORM

(Dermatomycosis, Kurap)

 

A.  Pendahuluan

Ringworm adalah penyakit menular yang disebabkan oleh cendawan yang bersifat keratinofilik pada permukaan kulit atau bagian dari jaringan lain yang mengandung keratin (bulu, kuku, rambut dan tanduk) baik pada hewan maupun manusia. Beberapa spesies cendawan bersifat zoonosis karena hewan penderita dapat merupakan sumber penularan pada manusia dan sebaliknya. Mortalitas penyakit rendah, namun kerugian ekonomis dapat terjadi karena mutu kulit yang menurun atau berat badan turun karena hewan selalu gelisah. Penyakit ini sering dijumpai pada hewan yang dipelihara secara bersama-sama dan merupakan penyakit mikotik yang tertua di dunia. Penyakit kulit ini dinamakan ringworm karena pernah diduga penyebabnya adalah worm dan karena gejalanya dimulai dengan adanya peradangan pada permukaan kulit yang bila dibiarkan akan meluas secara melingkar seperti cincin.

 

B.  Penyebab

Cendawan penyebab penyakit pada hewan adalah Trichophyton dan spesies Trichophyton verrucosum, T.mentagrophytes dan T.megninii dan genus Microsporum. Lebih dari 90% kasus pada kucing disebabkan oleh M.canis.

Di negara-negara yang berikilim tropis atau dingin, kejadian Ringworm lebih sering karena dalam bulan-bulan musim dingin, hewan selain kurang menerima sinar matahari secara langsung juga sering bersama-sama di kandang sehingga kontak langsung diantara sesama individu lebih sering terjadi. Penyebaran penyakit dapat terjadi karena kontak langsung dengan hewan atau patahan bulu yang terinfeksi.

 

C.  Spesies rentan

Ringworm dapat menginfeksi hewan antara lain sapi, kuda, anjing, kucing dan unggas, demikian pula dapat menyerang manusia. Banyak jenis Ringworm yang sangat kontagius, yaitu ringworm pada kucing, anjing, kuda dan sapi mudah menular ke manusia. Hewan lain yang rentan terhadap cendawan ini antara lain kelinci, cavia, chinchillas, mencit, rat, kalkun, kera.

D. Cara Penularan

Penularan penyakit ini melalui kontak langsung bersentuhan antara hewan penderita dengan hewan sehat, meskipun persentuhan tersebut tidak selalu menimbulkan penyakit. Hal ini kemungkinan disebabkan adanya persaingan antara cendawan itu sendiri dengan organisme yang sudah menetap lebih dahulu pada kulit. Penularan dari hewan ke manusia dan sebaliknya kadang terjadi terutama Microsporum canis. Peralatan untuk perawatan hewan, sadel dan pakaian kuda sering sebagai penyebab penularan penyakit.

 

E. Distribusi Penyakit

 Penyakit ini banyak dijumpai di Indonesia meskipun publikasinya belum banyak. Ringworm banyak ditemukan pada pasien hewan kesayangan seperti anjing dan kucing. 

 

F. Gejala klinis

Gejala dimulai dari bercak merah, eksudasi dan rambut patah atau rontok.

Gejala pada anjing dan kucing

Bentuk cincin pada kucing biasanya dijumpai pada telinga, daerah muka dan kaki. Kerusakan kulit disertai bercak kemerahan dengan rambut patah atau rambut rontok disertai keropeng dan bersisik. Pada anjing perubahan kulit biasanya dijumpai pada daerah muka, terutama di sekitar moncong, kaki dan perut bagian bawah, dengan pembentukan keropeng, erupsi kulit dan rambut rontok.

 

 

ala pada sapi

Pada sapi erupsi kulit terjadi pada muka, leher, dengan permukaan yang meninggi, berkeropeng, bersisik atau berbentuk bungkul. Jika keropeng diangkat akan terjadi perdarahan. Penyakit ini paling sering menyerang hewan muda. Setelah masa inkubasi 2-4 minggu, rambut patah atau rontok. 2-3 bulan kemudian terlihat lesi tebal, bulat, menonjol dengan batas jelas, warna putih keabuan. Lesi berkembang ke arah perifer, dapat mencapai diameter 510 cm. Bila penyakit tidak diobati lesi bisa meluas secara umum terutama pada sapi muda.

 

Gejala pada kuda

Pada kuda yang terkena infeksi biasanya adalah bahu, muka, dada dan punggung. Perubahan kulit bervariasi dari erupsi kulit berbentuk eritrema, rambut rontok, bersisik atau berbentuk benjolan dengan luka yang cukup dalam.

Gejala Pada domba

Pada domba perubahan pada kulit berupa erupsi disertai rambut rontok dengan pembentukan sisik dan biasanya terdapat pada muka dan punggung.

 

G. Pengobatan

  • Ringworm jenis tertentu dapat sembuh dengan sendirinya tetapi kebanyakan perlu di obati dengan bahan kimia.
  • Usaha pencegahan dapat dilakukan dengan menjaga kesehatan tubuh hewan dan kebersihan kulit hewan. Hewan penderita harus dijauhi baik oleh hewan lain ataupun manusia kecuali yang ditugaskan merawat hewan tersebut. Menjauhi dan mendesinfeksi tempat yang diduga menjadi sumber spora. c.  Pengendalian dan Pemberantasan
  • Memisahkan penderita dan mencegah kontak dengan hewan sehat. Peralatan bekas penderita harus dihapus hamakan.
  • Sisa pakan dan bahan yang tidak dipergunakan lagi harus dibakar. Penderita diobati secara tuntas.
  • Sanitasi harus diperhatikan.
  • Daging penderita ringworm dapat dikonsumsi, namun harus dimasak terlebih dahulu sebelum diedarkan, sedangkan kulitnya harus dimusnahkan.

 

 




Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment