PENYAKIT NGOROK
Berita Terkait
- Anemia0
- TUBERKULOSIS SAPI0
- Scabies Kucing0
- Cacing Hati1
- Hog Cholera1
- Agalactia1
- TOXOPLASMOSIS0
- RINGWORM0
- Rabies Kucing0
- Myasis0
Berita Populer
PENYAKIT NGOROK
Septisemia Epizootika (SE)
Septisemia epizootika merupakan bentuk khusus dari pasteurelosis, seperti halnya penyakit tifoid yang merupakan bentuk khusus dari salmonelosis. Septisemia epizootika merupakan penyakit bersifat pada kerbau, sapi, dan kadang- kadang pada spesies lainnya misalnya babi, kijang, dan gajah. Kejadian penyakit yang meyakinkan, meskipun hanya sedikit, telah dilaporkan terjadi pada kuda. Domba yang menderita berbagai pasteurelosis, meskipun belum pasti apakah penyakit tersebut disebabkan oleh kuman Pateurella multocida serotipe B:2, penyebab penyakit SE di Asia. Di Afrika, SE disebabkan oleh kuman P. multocida serotipe E:2 yang mirip dengan kuman berserotipe B:2. Di Asia, sapi atau kerbau, mungkin mengalami kematian oleh pasteurelosis akut dan bersifat sporadis, yang disebabkan oleh kuman Pasteurella dari tipe yang lain. Meskipun demikian, tidak dipandang perlu untuk menyertakan serotipe lain tersebut ke dalam vaksin yang biasa digunakan.
Pateurella multocida serotipe B:2 secara antigenik bersifat kompleks, memiliki lebih dari 20 macam antigen somatik maupun selubung (kapsuler). Biarpun demikian jumlah antigen yang bersifat kritis untuk penyiapan vaksin rupanya hanya sedikit saja. Di antara kuman- kuman dengan serotipe B:2, antigen- antigen tersebut tidak jelas perbedaannya. Mungkin perbedaan macam galur kuman yang serupa, yang mungkin juga sama dalam susunannya, telah dipilih sebagai bibit vaksin yang baik untuk Asia. Pemilihan tersebut berdasarkan atas kemampuan kuman dalam melindungi hewan- hewan laboratorium terhadap uji tantangan dengan kuman- kuman heterolog dari serotipe B:2 yang lain. Galur- galur kuman yang dimaksudkan adalah galur 52 dari Indian Veterinary Research Institute dan galur lapangan yang diperoleh di wilayah Katha, Birma.
- Hewan Rentan
Infeksi berlangsung melalui saluran pencernaan dan pernafasan. Pembengkakan daerah tekak merupakan gejala awal dari penyakit. Pada hewan- hewan yang sangat rentan, misalnya kerbau muda yang tidak kebal, septisemia akan segera terjadi disertai dengan bakteriemia pasif yang bersifat terminal. Meskipun beberapa macam protein yang toksik dalam jumlah kecil telah ditemukan dalam kuman Pasteurela, eksotoksin yang konvesional tidak pernah berhasil ditunjukkan adanya. Gejala- gejala dan lesi bersifat konsisten dengan kerjaan endotoksin yang ditemukan dalam jumlah banyak dan berbentuk lipopolisakarida. Pada hewan yang sepenuhnya rentan, kematian dapat terjadi dalam waktu 24 jam setelah terjadinya infeksi. Beberapa sapi Asia asli memiliki ketahanan yang lebih tinggi, dan jalan penyakit pada sapi- sapi tersebut menjadi kurang cepat, dengan kematian terjadi setelah 3 atau 4 hari.
- Gejala- gejala
Kejadian penyakit di lapangan atau pun secara percobaan pada kerbau ditandai dengan kedunguan, salivasi serta demam yang mencapai sekitar 40-41˚ C. pada waktu penyakit berkembang penderita terlihat berbaring, malas bergerak, serta mengalami kesukaran bernafas. Penyakit dengan bentuk tenggorokan yang umum, ditandai dengan busung yang meluas ke daerah leher bagian ventral sampai ke gelambir dan kadang kadang juga ke satu atau dua kaki muka. Pada penderita yang sepenuhnya rentan, busung bersifat difus, dengan batas tepi yang meluas. Tekanan pembuluh darah balik menurun dan dalam keadaan terminal diikuti dengan shock endotoksin. Kuman Pasteurela dapat diisolasi dari tinja, kemih, air susu dan saliva sebelum dan selama hewan dalam keadaan sekarat. Dalam keadaan demikian penderita merupakan sumber penularan bagi hewan yang lain.
- Terapi dan pengendalian
- Oleh cepatnya jalan penyakit SE pengobatan yang memberikan hasil baik sukar diperoleh.
- Karena penyembuhan secara efektif yang cepat kadang tidak memungkinkan, pencegahan dengan cara vaksinasi adalah cara yang terbaik untuk ditempuh.
- Pemberian Vaksinasi, dengan vaksinasi, kejadian penyakit dapat ditekan hingga mendekati nihil.