BRUCELLOSIS

By Admin Web 07 Okt 2018, 20:27:19 WIB

BRUCELLOSIS

(Penyakit Keluron Menular)

 

A.  Pendahuluan

Brucellosis adalah penyakit hewan menular yang secara primer menyerang sapi, kambing, babi dan sekunder menyerang berbagai jenis hewan Iainnya serta manusia. Pada sapi penyakit ini dikenal pula sebagai penyakit keluron menular atau penyakit Bang. Kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh brucellosis sangat besar, walaupun mortalitasnya kecil. Pada ternak kerugian dapat berupa keluron, anak hewan yang dilahirkan lemah kemudian mati, terjadinya gangguan alat-alat reproduksi yang mengakibatkan kemajiran temporer atau permanen. Kerugian pada sapi perah berupa turunnya produksi air susu. Menurut perhitungan Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, kerugian akibat penyakit ini ditaksir mencapai lebih dari 5 milyar rupiah per tahun. Penyakit ini bersifat zoonosis dapat menular dari hewan ke manusia, dan biasanya sulit diobati sehingga sampai saat ini brucellosis merupakan zoonosis penting dan strategis.

 

B.  Penyebab

Bakteri brucella bersifat Gram negatif, berbentuk batang halus, mempunyai ukuran panjang 0,5-2,0 mikron dan lebar 0,4-0,8 mikron, tidak bergerak, tidak berspora dan bersifat aerob. Brucella merupakan bakteri intraseluler, dan dapat diwarnai dengan metode Stamp atau Koster. Pada saat ini genus Brucella diketahui mempunyai 6 species yaitu Brucella melitensis, B.abortus, B.suis, B.neotomae, B.ovis dan B.cans. Brucellosis yang menimbulkan masalah pada ternak terutama disebabkan oleh 3 species yaitu B.melitensis yang menyerang kambing, B.abortus yang menyerang sapi dan B.suis yang menyerang babi dan sapi.

C.  Spesies Rentan

Sapi dan anjing dapat terinfeksi oleh B.abortus dan menunjukkan gejala keluron menular, kambing, kuda dan babi juga pernah diisolasi B.abortus. Brucellosis pada babi terutama disebabkan oleh B.suis. Bakteri ini juga menyerang anjing, dan kelinci hutan (wild hares) dan kelinci hutan diduga merupakan ”carrier” bagi brucellosis babi yang bersifat enzootik.

 

D. Pengaruh Lingkungan

B.abortus dapat disebarkan melalui konsumsi produk peternakan yang terkontaminasi seperti susu, selain itu juga melalui feses yang terkontaminasi, atau melalui kontak langsung terutama dengan ternak sakit yang sedang melahirkan, perkawinan alami dengan hewan yang terinfeksi. Sapi terinfeksi dengan mudah dapat menularkan saat sapi melahirkan, karena banyaknya bakteri yang dikeluarkan. Kondisi yang memungkinkan kontak antar hewan dan atau kondisi setelah melahirkan akan menaikkan kecepatan penularan antar hewan. Jumlah kelompok ternak yang besar, tingkat jual beli dan lalu lintas tinggi serta pola pengembalaan adalah faktor risiko yang berhubungan dengan infeksi yang tinggi.

 

E. Cara Penularan

Penularan pada hewan terjadi melalui saluran pencernaan, saluran kelamin, dan mukosa atau kulit yang luka. Pada sapi dan kambing, penularan melalui perkawinan sering terjadi, sehingga pemacek yang merupakan reaktor harus dikeluarkan. Di Denmark pernah terjadi kerugian besar akibat penggunaan semen yang dicemari Brucella untuk Inseminasi Buatan. Penularan melalui saluran kelamin juga banyak terjadi pada babi dan anjing. Selain itu penularan dapat juga terjadi secara mekanis melalui insekta.

 

F. Distribusi Penyakit

Daerah penyebarannya terutama di Pulau Jawa pada sapi perah. Berdasarkan survei serologis pada manusia yang dilakukan oleh Dinas Zoonosis, Departemen Kesehatan pada tahun 1975 ada ditemukan kasus brucellosis pada manusia yaitu pada pekerja rumah potong hewan di Denpasar. Pada tahun 2011 dilaporkan bahwa brucellosis menyerang peternakan sapi perah di Baturaden, dan juga menyerang sapi di beberapa kota di pulau Jawa.

G.  Gejala Klinis

Pada sapi gejala klinis yang utama ialah keluron menular yang dapat diikuti dengan kemajiran temporer atau permanen dan menurunnya produksi susu. Keluron yang disebabkan oleh brucella biasanya akan terjadi pada umur kebuntingan antara 5 sampai 8 bulan (trimester ketiga). Sapi dapat mengalami keluron satu, dua atau tiga kali, kemudian memberikan kelahiran normal, sapi terlihat sehat walaupun mengeluarkan cairan vaginal yang bersifat infeksius. Cairan janin yang keluar waktu terjadinya keluron berwarna keruh dan dapat merupakan sumber penularan penyakit. Pada kelenjar susu tidak menunjukkan gejala klinis meskipun di dalam susunya didapatkan bakteri brucella. Masa inkubasi penyakit ini belum diketahui dengan pasti. Pada sapi berkisar antara 2 minggu - 8 bulan atau lebih lama.

H.  Pengendalian

  • Belum ada pengobatan yang efektif terhadap brucellosis.
  • Usaha-usaha pencegahan terutama ditujukan kepada tindakan sanitasi dan tata laksana sebagi berikut :
  • Sisa-sisa abortus yang bersifat infeksius disuci hamakan dengan membakar fetus dan plasenta dan vagina yang mengeluarkan cairan harus diirigasi (disinfektan/antibiotik).
  • Hindarkan perkawinan antara pejantan dengan betina yang mengalami keluron
  • Pengawasan Ialu lintas ternak harus dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit ke daerah lain yang lebih luas.

.